Detail News

Image
Bisnis.com, JAKARTA - Pasar Lelang Komoditas mencatat nilai transaksi nasional sebesar Rp693,7 miliar hingga November 2014, dan diharapkan pada 2015 angka tersebut bisa meningkat lagi. Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Edi Sutriono menjelaskan angka transaksi ini disumbang oleh lima jenis komoditas dengan nilai transaksi terbesar nasional, yaitu beras sebesar Rp239,1 miliar dengan total volume 28.867 ton. Berikutnya, jagung senilai Rp81,1 miliar dengan total volume 30.501 ton, sapi Rp61,5 miliar, dengan total volume 2.398 ton. Kemudian, ikan Nila Rp24,1 miliar, dengan total volume 1.032 ton, dan cokelat Rp23,6 miliar, dengan total volume 739 ton. "Besarnya nilai transaksi ini membuktikan semakin pentingnya peran PLK. Saya akan terus mengembangkan PLK ke sejumlah daerah pada 2015," kata Sutriono Edi dalam siaran pers yang diterima Selasa (23/12). Sementara untuk, nilai transaksi PLK di Sulawesi Selatan pada 2014 tercatat sebesar Rp38,3 miliar, dengan lima komoditas teratas yakni beras Rp11,4 miliar, total volume 1.540 ton, kakao Rp8,9 miliar, total volume 243 ton, rumput laut Rp3,5 miliar, total volume 205 ton, cengkeh Rp2,9 miliar, total volume 20 ton dan sapi Rp2,7 miliar, total volume 300 ekor. Menurut Sutriono, Bappebti sudah merevitalisasi dan meresmikan PLK di sejumlah daerah seperti di Jawa Tengah, Bali, Jawa Timur, dan Jawa Barat. "Kemendag akan terus mengembangkan PLK di tahun-tahun mendatang," ujar Sutriono. Saat ini terdapat 14 penyelenggara PLK yang dibiayai oleh APBN dan APBD, dan pada 2014, lima diantaranya melakukan revitalisasi pasar lelang, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan. Sutriono menyatakan tantangan mengelola komoditas unggulan seperti kakao, komoditas pangan seperti padi dan jagung, serta komoditas kelautan seperti perikanan dan rumput laut harus dihadapi dengan berorientasi pada agroindustri dan agribisnis serta melalui pengembangan PLK. "PLK dapat memperpendek mata rantai perdagangan, memberikan kepastian hukum, kualitas, kuantitas, dan penyerahan tepat waktu serta menyimpan produk pertanian dengan harga yang rendah," ujar Sutriono. Lebih lanjut, Sutriono menyampaikan bahwa pengembangan berbagai komoditas unggulan Sulawesi Selatan diharapkan mampu menciptakan kemajuan di sektor pertanian dan menunjang perekonomian, khususnya yang menyangkut pertumbuhan ekonomi wilayah Sulawesi Selatan.
1/1/2016 12:00:00 AM, admin, Komiditi.

User Menu